Klinik Apollo, Jakarta – Sifilis kongenital merupakan kondisi yang mengkhawatirkan ketika penyakit sifilis datang dan ditularkan dari ibu yang terpapar bakteri kepada bayinya selama kehamilan.

Bayi yang ada dalam kandungan dapat mengalami gejala sifilis kongenital. Sejumlah gejala yang menyertai sang buah hati terbilang serius dan mengkhawatirkan.

Penyakit menular seksual yang satu ini memang berbahaya terutama bagi keselamatan bayi. Serangkaian gejala sifilis kongenital yang mungkin muncul sangatlah penting untuk diketahui agar Anda bisa mengambil langkah-langkah yang tepat dalam penanganannya. Berikut pembahasannya.

Sifilis Kongenital yang Menginfeksi Bayi

Apa Gejala dari Sifilis Kongenital?
Img: klinikapollojakarta.com
Bayi merupakan individu yang rentan terkena infeksi, termasuk penyakit menular seksual yang disebut dengan sifilis kongenital.

Penyakit tersebut dapat menginfeksi sang bayi dengan dampak yang tidak main-main, yang bisa berakhir dengan hilangnya nyawa. Ibu hamil yang memiliki Treponema pallidum di dalam tubuhnya, maka janin di kandungan akan terinfeksi.

Penularan dari sifilis kongenital ini sendiri terjadi dari plasenta ke janin. Infeksi menular seksual ini membobol berbagai sistem organ janin yang masih berkembang di dalam rahim.

Bagian organ yang terserang, yaitu tulang, otak, dan sistem limfatik. Bakteri dapat menginfeksi bayi dengan cepat, apalagi ibu yang tidak mendapatkan penanganan dengan segera saat penyakit ini terdiagnosis di usia kehamilan trimester kedua.

Sifilis kongenital sangatlah berisiko karena bayi bisa lahir secara prematur, lahir dengan berat badan yang rendah, hingga lahir ke dunia dalam keadaan tak tertolong. Oleh karena itu, penyakit yang menular melalui hubungan seksual ini harus ditangani sejak dini.

Gejala Sifilis Kongenital yang Muncul pada Bayi

Bayi yang lahir dari ibu dengan sifilis tanpa pengobatan yang tepat memiliki risiko tinggi mengembangkan gejala sifilis kongenital.

Beberapa gejala sifilis kongenital yang bisa muncul pada bayi adalah sebagai berikut:

  • Luka atau ruam pada kulit mereka yang dapat berkembang, termasuk di elapak tangan dan telapak kaki.
  • Ruam ini bisa berbentuk kemerahan atau merah muda.
  • Kelenjar getah bening yang semakin lama, semakin membesar.
  • Hati dan limpa yang buah hati miliki akan membesar.
  • Kerusakan pada tulang dan gigi, termasuk gigi yang tidak normal atau berlubang.
  • Beberapa kasus sifilis kongenital yang menimpa bayi, mereka mengalami peradangan mata atau gangguan penglihatan.
  • Terhambatnya perkembangan motorik sang anak.
  • Perkembangan terhambat dan tubuh sering kejang.

Gejala sifilis kongenital, mungkin tidak terlihat segera setelah lahir, kemunculannya beberapa minggu atau bulan setelah kelahiran.

Pengobatan Sifilis Kongenital agar Infeksi Menghilang

Ibu hamil yang terinfeksi sifilis akan diobati dengan pemberian antibiotik jenis tertentu saja. Namun, dokter hanya memberikan obat ini jika sifilis pada ibu hamil masih berada pada tahap awal.

Masalahnya, penanganan penyakit sifilis pada tahap akut bisa membahayakan janin dan mengarah pada keguguran tanpa tindakan.

Sementara itu, penyembuhan yang dilakukan juga masih dengan pemberian obat antibiotik apabila bayi berhasil lahir, kira-kira pada usia 7 hari pasca kelahirannya.

Obat yang diberikan dokter berdasarkan berat badan sang bayi, riwayat kesehatan, dan pengobatan yang ibu lakukan. Orang tua (ibu) harus terus melakukan pemeriksaan agar sifilis tidak terjadi dan menular kepada janin dalam kandungan.

Dengan begitu, segala kelainan tercegah dan teratasi sedini mungkin. Nah, itulah informasi mengenai gejala sifilis kongenital dan lain sebagainya.

Jika timbul kekhawatiran mengenai sifilis dalam diri Anda, alangkah baiknya untuk berdiskusi medis dengan ahli medis tepercaya, seperti Dokter di Klinik Apollo.

Sumber: Klinik Apollo

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama