Klinik Apollo, Jakarta – Keputihan bisa terjadi pada semua perempuan, termasuk yang menjalin hubungan asmara sesama jenis. Namun, apa jadinya jika keputihan mengandung bercak darah? Dalam artikel ini, Anda akan mengetahui cara mengatasi keputihan berdarah.

Keputihan berdarah dapat terjadi pada penderita penyakit menular seksual, gonore, misalnya. Bakteri yang menimbulkan kondisi tersebut juga dapat menginfeksi vagina sehingga mengalami iritasi.

Mengalami keputihan berdarah akibat hubungan seksual sesama jenis yang berujung pada gonore termasuk risiko yang harus diobati karena dapat mengeluarkan nanah saat kencing.

Konsultasi online gratis: https://bit.ly/3Y112N5

Bagaimana Cara Mengatasi Keputihan Berdarah?

Cara Mengatasi Keputihan Berdarah Akibat Berhubungan dengan Sesama Jenis
Img: klinikapollojakarta.com
Keputihan yang mengandung darah merupakan kondisi yang harus diwaspadai setiap wanita. Lantas, apakah perlu khawatir ketika terjadi keputihan berdarah?

Penderita tidak perlu khawatir meskipun keputihan berdarah termasuk tanda dari gangguan berbahaya lain.

Keputihan dengan darah bisa diobati dengan pengobatan mujarab serta kebiasaan yang sehat.

Berdasarkan pembukaan artikel ini, jenis keputihan tersebut bisa muncul karena infeksi, seperti gonore yang berisiko pada penyuka sesama jenis.

Tidak hanya itu, setiap wanita perlu berhati-hati karena keputihan berdarah dapat menjadi gejala kanker rahim.

Nah, berikut adalah cara untuk mengatasi keputihan berdarah yang harus dimengerti:

  • Antibiotik: Pendarahan setelah periode atau setelah berhubungan seks bisa terjadi pada kaum Hawa yang mengalami infeksi menular seksual.
    Oleh karena itu, dokter memberikan antibiotik sebagai pereda pendarahan, nyeri kencing, sekaligus sakit pinggang.
  • Pil atau krim: Dokter dapat memberikan obat berupa pil dan krim untuk vaginitis yang menyebabkan gatal, keluar cairan, nyeri saat buang air kecil, dan mengalami bercak di antara periode.
  • Memakai pakaian yang bersih: Menggunakan pakaian dalam yang bersih, berbahan katun, dan tidak terlalu ketat dapat membantu menjaga kebersihan dan sirkulasi udara di sekitar vagina. Hindari penggunaan celana yang terlalu sintetis atau ketat agar tidak terjadi pertumbuhan bakteri.
  • Bersihkan alat kewanitaan secara teratur: Gunakan air bersih dan sabun yang lembut saat membersihkan vagina agar senantiasa bersih dan tercegah dari infeksi.
  • Hindari sabun pembersih vagina yang berparfum: Sabun pembersih vagina yang berparfum dapat mengganggu keseimbangan alami flora vagina. Selain itu, menimbulkan iritasi atau peradangan yang lebih parah.

Kapan Harus Berobat ke Dokter?

Seorang wanita harus berobat ke dokter apabila mengalami gejala seperti keputihan berdarah yang terjadi di luar menstruasi atau aktivitas seksual.

Dokter bisa melangsungkan tes panggul, pap smear, ultrasonografi, dan menguji sampel jaringan dan rahim.

Jangan sungkan untuk berkonsultasi dengan dokter apabila mengalami keputihan berdarah karena dokter pasti bisa mengatasi gangguan tersebut dengan cara yang efektif.

Sumber: Klinik Apollo

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama